Ambisi Donald Trump Menjadikan Pulau Terbesar di Dunia Masuk Bagian AS
IDISNEWS.COM - Sejak menjadi Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa kali menjadi pembicaraan kontroversi. Salah satunya keinginan Trump untuk menguasai Greenland.
Ambisi Trump itu sedang jadi topik pembicaraan hangat. Trump mengatakan bahwa ia ingin menjadikan Greenland sebagai bagian dari Amerika Serikat. Bahkan ada kemungkinan Trump akan menggunakan kekuatan militer atau ekonomi untuk membuat Denmark menyerahkan pulau yang kaya akan mineral dan strategis tersebut.
"Greenland adalah tempat yang luar biasa, dan rakyatnya akan sangat diuntungkan jika, dan ketika, itu menjadi bagian dari Negara kita," kata Trump dalam sebuah posting di Truth Social pada Senin, (6/1/2025), seperti dikutip Reuters.
Greenland sendiri merupakan sebuah Pulau yang dikelilingi es. Secara resmi Greenland merupakan pulau terbesar di dunia yang bukan merupakan benua. Ada sekitar 56.000 penduduk yang tinggal di Greenland.
Meski Greenland memiliki pemerintahan lokal yang luas, tetapi masih bagian dari Kerajaan Denmark. Terlepas dari jarak antara Greenland dan Denmark - sekitar 3.532 km antara ibu kota mereka - Greenland telah dikaitkan dengan Denmark secara politis dan budaya selama satu milenium.
Greenland merupakan koloni Denmark hingga 1953, ketika didefinisikan ulang sebagai distrik Denmark. Selain pemerintah daerahnya sendiri, Greenland memiliki dua perwakilan di Parlemen Denmark, Folketing.
Saat ini, Greenland merupakan perpaduan antara modernitas dan tradisi. Negara ini memiliki kota-kota kontemporer dengan bandara yang ramai, toko-toko yang sibuk, institusi pendidikan, kafe yang nyaman, dan bioskop. Setiap orang memiliki akses ke pendidikan yang didanai pemerintah, layanan kesehatan publik, dan pensiun.
Namun, Greenland juga melestarikan kota-kota kecil dan pemukiman tradisionalnya, di mana sumber pendapatan utamanya adalah berburu anjing laut.
Pulau yang beribu kota Nuuk ini lebih dekat ke New York daripada ibu kota Denmark, Kopenhagen, ini memiliki kekayaan mineral, minyak, dan gas alam, namun pembangunannya berjalan lambat.
Dilansir Reuters, sebuah survei pada 2023 menunjukkan bahwa 25 dari 34 mineral yang dianggap sebagai "bahan baku penting" oleh Komisi Eropa ditemukan di Greenland. Mineral-mineral tersebut mencakup sejumlah besar bahan yang digunakan dalam baterai, seperti grafit dan litium, dan juga yang disebut sebagai elemen tanah langka yang digunakan dalam kendaraan listrik dan turbin angin.
Greenland telah melarang ekstraksi minyak dan gas alam karena alasan lingkungan, dan pengembangan sektor pertambangannya telah terhambat oleh birokrasi dan oposisi dari masyarakat adat.
Hal ini membuat ekonomi Greenland bergantung pada perikanan, yang menyumbang lebih dari 95 persen ekspor, dan subsidi tahunan dari Denmark, yang mencakup sekitar setengah dari anggaran publik.
Secara keseluruhan, Denmark membelanjakan kurang dari $1 miliar setiap tahun untuk Greenland.
Jumlah pengunjung asing yang bermalam telah meningkat lebih dari 50 persen sejak 2000, dan jumlah penumpang kapal pesiar yang singgah di Greenland telah meningkat sekitar 150 persen pada periode yang sama. Wisatawan senang melihat gunung es yang mengapung, paus bungkuk, beruang kutub, sapi kesturi, walrus, rusa kutub, dan elang laut.
Olahraga 4 hari yang lalu
Nasional | 4 hari yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Olahraga | 4 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu
Opini | 5 hari yang lalu
Olahraga | 4 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu
Peristiwa | 5 hari yang lalu