Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Profil Dadan Hindayana: Kepala BGN yang Sebut Ulat Sagu dan Belalang sebagai Menu Makan Bergizi Gratis

Tim Redaksi
Selasa, 28 Januari 2025 | 10:37 WIB
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana.

IDISNEWS.COM - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Prof. Dr. Ir. Dadan Hindayana, menjadi sorotan publik setelah melontarkan pernyataan tentang potensi serangga seperti ulat sagu dan belalang sebagai bagian dari menu makan bergizi gratis (MBG) di beberapa wilayah Indonesia.

 

Dalam sebuah kesempatan, ia menyebut konsumsi serangga sebagai kebiasaan yang sudah ada di beberapa daerah.

 

"Sebagian masyarakat Gunung Kidul biasa mengkonsumsi belalang. Masyarakat Papua biasa makan ulat sagu," kata Dadan pada Sabtu (25/1/2025).

 

Pernyataan ini langsung memicu perdebatan mengenai penerimaan masyarakat terhadap serangga sebagai sumber makanan alternatif.

 

Profil Dadan Hindayana: Dari Akademisi Hingga Jadi Kepala BGN

 

Dadan Hindayana merupakan akademisi dengan rekam jejak panjang di dunia pendidikan. Ia adalah dosen tetap di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jabatan Lektor, tergabung dalam Program Studi Entomologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian.

 

Sebagai seorang ahli di bidang serangga dan proteksi tanaman, Dadan dikenal melalui pengajaran dan penelitian yang berfokus pada ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.

 

Sejak tahun 2003, Dadan telah mengampu berbagai mata kuliah seperti “Pengantar Ekologi,” “Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman,” hingga “Agripreneurship.” Keahliannya juga meluas ke bidang pengembangan usaha pertanian, yang ia ajarkan di Sekolah Tinggi Pertanian dan Kewirausahaan (STPK) Banau, Maluku Utara, hingga tahun 2022.

 

Latar Belakang Pendidikan

 

Berdasarkan informasi yang dikutip dari data Pendidikan tinggi (Dikti), Dadan memulai perjalanan akademiknya di Institut Pertanian Bogor, menyelesaikan studi S1 pada tahun 1990 dengan jurusan Proteksi Tanaman. 

 

Ia kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Rheinischen Friedrich Wilhelms Bonn, Jerman (1995–1997), dan menyelesaikan gelar doktor di Universitas Gottfried Wilhelm Leibniz Hannover, Jerman. 

 

Kombinasi pendidikan dari institusi ternama ini memberikan landasan kuat bagi kontribusinya dalam bidang akademik dan kebijakan.

 

Kontribusi di Dunia Akademik dan Masyarakat

 

Sebagai seorang akademisi, Dadan telah menghasilkan lebih dari 20 publikasi ilmiah yang disitasi oleh banyak peneliti. Ia juga terlibat dalam lebih dari 10 program pengabdian masyarakat, seperti pengujian efikasi insektisida pada tanaman hingga restrukturisasi pendidikan vokasi di sektor pertanian.

 

Selain itu, Dadan pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Pertanian dan Kewirausahaan Banau, sebuah lembaga pendidikan yang didirikan untuk mendorong kewirausahaan berbasis pertanian di wilayah Maluku Utara.

 

Keterlibatannya di dunia pendidikan dan pengabdian masyarakat menunjukkan komitmennya dalam membangun sektor pangan dan pertanian yang berkelanjutan.

 

 

Dari Akademisi ke Pemimpin Nasional

 

Penunjukan Dadan sebagai Kepala Badan Gizi Nasional pada 19 Agustus 2024 oleh Presiden Joko Widodo menunjukkan kepercayaan besar terhadap kemampuan akademis dan kepemimpinannya.

 

Meski latar belakangnya lebih banyak berkutat di sektor pertanian, ia kini memikul tanggung jawab besar untuk memastikan akses gizi merata bagi masyarakat Indonesia.

 

Sebagai pemimpin baru, Dadan menghadapi tantangan besar, terutama dalam merumuskan kebijakan yang tidak hanya inovatif tetapi juga dapat diterima oleh masyarakat luas.

 

Pernyataannya mengenai konsumsi serangga mungkin hanya awal dari berbagai langkah yang akan diambilnya dalam mendefinisikan ulang strategi pemenuhan gizi nasional. (Vir) 

Komentar: