Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Pengamat Politik Sindir Penyaluran Bantuan Sembako Wapres Gibran yang Dipersonalisasi

Tim Redaksi
Selasa, 03 Desember 2024 | 16:09 WIB
Tas Bansos Bertuliskan Bantuan Wapres Gibran untuk Korban Banjir. Sumber : X @BosPurwa
Tas Bansos Bertuliskan Bantuan Wapres Gibran untuk Korban Banjir. Sumber : X @BosPurwa

IDISNEWS.COM - Pengamat politik nasional yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno, memberikan komentarnya terkait penyaluran bantuan sembako yang dilakukan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. 

 

Kritik tersebut mencuat setelah tersebarnya kantong bantuan yang bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran," yang menurut Adi, menjadi contoh personalisasi bantuan negara oleh pejabat publik.

 

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, @adiprayitno.official, pada Selasa (3/12/2024), Adi mengurai pandangannya dengan nada yang terlihat satir.

 

Ia memulai dengan menyoroti bagaimana selama ini bantuan yang menggunakan anggaran negara seharusnya dianggap sebagai bantuan dari negara, bukan dari individu tertentu, meskipun individu tersebut adalah pejabat yang berwenang.

 

“Selama ini, banyak orang memahami setiap bantuan yang menggunakan anggaran negara mesti disebut bantuan negara. Mesti dihindari bantuan semacam itu dipersonalisasi atas nama siapapun. Sekalipun yang memberi bantuan (yang berwenang membantu) itu adalah pejabat publik,” tulis Adi.

 

Adi kemudian mengontraskan hal tersebut dengan bantuan yang menggunakan dana pribadi. Ia menekankan bahwa bantuan pribadi memang wajar dan bahkan perlu dikaitkan dengan identitas pemberi, termasuk jabatan yang diembannya.

 

“Begitupun setiap bantuan yang menggunakan dana pribadi, boleh dan bahkan wajib hukumnya diklaim atas nama pribadi plus disebut apa jabatan pribadinya itu apa,” tambahnya.

 

Namun, nada satir Adi semakin terlihat ketika ia menyinggung perubahan paradigma yang mungkin terjadi. Ia menyebut bahwa praktik yang dianggap melenceng ini mungkin kini dianggap wajar seiring dengan "perubahan zaman."

 

“Setidaknya begitu hukum kehidupan yang jamak difahami banyak orang sejak lama. Mungkin sekarang paradigmanya berubah, ya. Seiring perubahan zaman. Jadi, bantuan negara pun boleh atas nama pejabat tertentu,” pungkasnya.

 

Komentar ini memancing ragam komentar di akun Instagram tersebut, dengan banyak pihak menilai bahwa Adi secara halus mengkritik langkah personalisasi bantuan yang dilakukan Wakil Presiden Gibran.

 

Beberapa warganet bahkan menyebut komentar Adi sebagai bentuk sindiran terhadap praktik yang dianggap memperkuat citra individu pejabat ketimbang fungsi kelembagaan negara.

 

Narasi ini semakin menarik perhatian karena Gibran Rakabuming Raka baru saja menjabat sebagai Wakil Presiden. Banyak pihak menyoroti gerak-gerik politiknya, terutama karena Gibran dikenal sebagai sosok muda yang tengah membangun citra politik di tengah dinamika pemerintahan.

 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Wakil Presiden Gibran terkait sindiran Adi Prayitno. Namun, komentar Adi ini telah memunculkan diskusi hangat di berbagai platform media sosial.

 

Apa pun perspektifnya, isu ini kembali menyoroti pentingnya transparansi dan etik dalam penyaluran bantuan oleh pejabat publik, khususnya dalam konteks penggunaan anggaran negara yang menjadi milik rakyat. (Red)

Komentar: