Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Pemerintah Akan Buat Aturan Batas Penggunaan Medsos Pada Anak-anak

Tim Redaksi
Sabtu, 18 Januari 2025 | 08:25 WIB
Menkomdigi Meutya Hafid dan Presiden Prabowo Subianto tengah mempersiapkan rencana pembatasan penggunaan medsos terutama pada anak-anak
Menkomdigi Meutya Hafid dan Presiden Prabowo Subianto tengah mempersiapkan rencana pembatasan penggunaan medsos terutama pada anak-anak

IDISNEWS.COM - Presiden Prabowo bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid. Meutya mengatakan saat ini pihaknya tengah membahas rencana pembatasan aturan akses media sosial (Medsos) untuk anak-anak. 

"Dibahas (dalam pertemuan dengan Prabowo). Ya nanti ya, tapi tadi salah satu membahas tentang bagaimana kita melindungi anak-anak kita di ranah digital. Persisnya nanti kita lihat, nanti kita lihat seperti apa," ujarnya di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin (13/1/2025). 

Meutya juga mengaku sudah mengajak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menetapkan berapa batas usia anak dalam mengakses medsos. Ia mengatakan aturan ini akan dikaji dan telaah lebih dahulu sebelum aturan resmi keluar. 

Menurut salah satu pakar pendidikan sekaligus dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Holy Ichda Wahyuni menilai, rencana kebijakan yang sedang dibahas oleh Menkomdigi itu patut didukung. Karena menurutnya, aturan bisa mencegah anak dari berbagai dampak buruk bermain medsos. 

"Pasalnya kebijakan ini bisa sebagai respons terhadap meningkatnya kekhawatiran akan dampak negatif media sosial terhadap anak-anak, seperti gangguan kesehatan mental, cyberbullyingsexual abuse di ruang cyber, dan paparan konten lainnya yang tidak sesuai usia," katanya dikutip dari laman UM Surabaya, Kamis (16/1/2025). 

Bisa Beriringan dengan Edukasi Literasi Digital 

Menurut Holy, implementasi kebijakan ini lebih baik jika diiringi pembelajaran literasi digital. Edukasi tersebut penting untuk menjawab siswa yang bertanya, "Mengapa bermain media sosial harus dibatasi?". 

"Sebab, aturan dan larangan yang membatasi jika tidak dilandasi dengan sebuah edukasi akan kesadaran dan pemahaman, justru akan membuat anak-anak semakin ingin tahu dan dikhawatirkan akan menempuh cara-cara ilegal yang justru akan menciptakan masalah baru," tuturnya. 

Tak hanya di sekolah, edukasi juga nantinya bisa disosialisasikan lewat iklan layanan masyarakat atau media lain. Ia juga menyarankan para stakeholder untuk menyediakan tayangan yang ramah anak. 

"Selain tayangan yang dapat memberikan hiburan juga mampu mendidik, dan disesuaikan dengan kebutuhan anak," tambahnya. 

Selain kepada siswa, edukasi juga perlu disampaikan kepada orang tua. Sehingga diperlukan pendekatan dan ruang-ruang yang sesuai. 

Perlu Ada Verifikasi Usia Anak 

Untuk mendukung pengoptimalan kebijakan, Holy menyarankan dilakukannya verifikasi usia. Langkah ini berguna untuk mencegah pemalsuan usia. 

"Selain itu kebijakan penyerta lainnya seperti platform media sosial yang perlu diwajibkan menerapkan sistem verifikasi usia yang andal namun tetap menjaga privasi pengguna. Hal ini untuk mencegah anak-anak memalsukan usia mereka demi membuat akun," katanya. 

Dengan adanya edukasi tersebut, Holy berharap kebijakan pembatasan usia ini bisa memiliki imbas jangka panjang. Menurutnya, pembatasan bermain harus diikuti juga oleh pengaturan yang bijak. 

"Ini memang butuh waktu yang tidak sebentar, namun memang untuk mencapai tujuan emas tidak bisa segala sesuatu dilakukan secara instan,"ujar Holy.
 

Komentar: