Korban Tewas Bertambah jadi 124 orang, Begini Pengakuan Saksi Mata saat Kecelakaan Pesawat Jeju Air
IDISNEWS.COM - Korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air terus bertambah. Hingga Minggu (29/12/2024) siang ini, korban mencapai 124 orang.
Data itu sebagaimana disampaikan Badan Pemadam Kebakaran setempat, dikutip dari Yonhap News Agency.
Pesawat Jeju Air, yang membawa 181 orang, berbelok keluar dari landasan pacu saat mendarat dan menabrak dinding pagar di Bandara Internasional Muan di wilayah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul, sekitar pukul 09.07.
“(DARURAT). Jumlah korban tewas akibat kecelakaan pesawat Jeju Air di Muan naik menjadi 124 orang. (Info) badan pemadam kebakaran,” tulis YNA, dikutip media ini.
Pengakuan Saksi Mata
Sementara itu, para saksi mata kecelakaan pesawat maut di wilayah barat daya Korea Selatan, Muan, pada hari Minggu melaporkan bahwa mereka melihat kobaran api pada mesin pesawat dan mendengar suara ledakan, sementara pihak berwenang menyelidiki kemungkinan kerusakan pada roda pendaratan yang diakibatkan oleh tabrakan dengan burung.
Video yang ditayangkan oleh stasiun TV lokal menunjukkan pesawat tersebut berusaha mendarat tanpa menggunakan roda pendaratan.
Para pejabat meyakini bahwa kerusakan roda pendaratan, yang mungkin disebabkan oleh sambaran burung, mungkin menjadi penyebab kecelakaan tersebut.
Yoo Jae-yong, 41 tahun, yang tinggal di sebuah rumah sewaan di dekat bandara, mengatakan bahwa ia melihat percikan api di sayap kanan pesawat sebelum kecelakaan itu terjadi.
"Saya memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah pada pesawat saat saya mendengar suara ledakan yang keras," ujar Yoo.
Saksi lain, yang diidentifikasi hanya dengan nama belakangnya, Cho, mengatakan bahwa ia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara saat kecelakaan itu terjadi.
"Saya melihat pesawat turun dan mengira pesawat akan mendarat saat melihat kilatan cahaya," kata Cho.
"Kemudian terdengar suara dentuman keras yang diikuti dengan asap di udara, dan kemudian saya mendengar serangkaian ledakan."
Kim Yong-cheol, 70 tahun, mengatakan bahwa pesawat tersebut gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar-putar kembali sebelum akhirnya jatuh.
Kim mengingat bahwa ia mendengar suara "gesekan logam" sebanyak dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan itu terjadi.
Kim mengatakan bahwa ia melihat ke langit dan melihat pesawat tersebut naik setelah gagal melakukan pendaratan, sebelum ia mendengar "ledakan keras" dan melihat "asap hitam mengepul ke langit."
Seorang saksi berusia 50 tahun yang sedang memancing di dekat lokasi kejadian, yang diidentifikasi bermarga Jung, melaporkan bahwa ia melihat sekawanan burung bertabrakan dengan pesawat tersebut, yang kemudian memicu kebakaran pada mesin sebelah kanan pesawat.
"Ketika pesawat mendarat di landasan pacu, pesawat tersebut menabrak sekawanan burung yang mendekat dari arah yang berlawanan," katanya.
"Saya mendengar dua atau tiga dentuman seolah-olah burung-burung itu tersedot ke dalam mesin sebelum saya melihat api keluar dari mesin sebelah kanan," katanya. (Vir)
Hukum 5 hari yang lalu
Hukum | 4 hari yang lalu
Dunia | 1 minggu yang lalu
Nasional | 5 hari yang lalu
Nasional | 3 hari yang lalu
Nasional | 4 hari yang lalu
Megapolitan | 2 hari yang lalu
Megapolitan | 5 hari yang lalu
Hukum | 5 hari yang lalu
Megapolitan | 2 hari yang lalu