Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Tukang Bocorkan Bayaran Pemasangan Pagar Laut di Pulau Cangkir, Segini Ternyata

Tim Redaksi
Jumat, 10 Januari 2025 | 11:39 WIB
Pemasangan pagar laut di Perairan Tangerang menuia kontroversi. Foto: Void
Pemasangan pagar laut di Perairan Tangerang menuia kontroversi. Foto: Void

IDISNEWS.COM - Pemasangan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer yang membentang dari Teluknaga hingga Kronjo, Kabupaten Tangerang menimbulkan berbagai masalah, terutama bagi nelayan setempat.  

 

Pemasangan pagar laut tersebut juga tak luput dari atensi kalangan legislator Senayan. Pasalnya, pemagaran laut itu menghalangi akses para nelayan ke area penangkapan ikan. 

 

Hal itu juga menyebabkan meningkatnya biaya operasional, dan mengancam keberlanjutan mata pencaharian mereka. 

  

“Pemagaran laut ini adalah bentuk pelanggaran nyata terhadap hak nelayan dan masyarakat pesisir. Pemerintah harus segera memastikan legalitas tindakan ini dan mengambil langkah tegas jika terbukti melanggar aturan,” ujar Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan, saat berdialog dengan nelayan yang terdampak, di perairan laut Tangeran, Banten, Rabu (8/1/2025). 

 

Pengakuan Pekerja  

 

Sementara itu, berdasarkan keterangan dari tukang yang terlibat dalam proyek pemasangan pagar tersebut, mereka memperoleh upah sekitar Rp125.000 per hari.  

 

Pekerjaan ini dilakukan selama beberapa bulan dan jika dihitung total pendapatan para tukang bisa mencapai jutaan rupiah. 

  

Seorang nelayan di Pulau Cangkir, Heru menjelaskan bahwa pengerjaan pagar laut di wilayah tersebut memakan waktu sekitar tiga bulan.  

  

"Kalau di atas Rp100 ribu, kalau engga Rp125 ribu per hari," kata Heru pada Jumat, 10 Januari 2025.  

  

Jika dihitung, total yang diterima oleh tukang-tukang di Pulau Cangkir bisa mencapai sekitar Rp9 juta. Sedangkan untuk pemasangan pagar dari Teluknaga, Heru menambahkan para tukang bisa meraup belasan juta rupiah karena pengerjaannya yang lebih lama, mencapai 5-6 bulan. 

  

Heru juga menyebutkan bahwa tukang-tukang yang mengerjakan pemasangan pagar laut ini berasal dari Desa Ketapang, Mauk, Kabupaten Tangerang, karena jaraknya yang dekat dengan wilayah tersebut.  

  

"Mungkin ada orang desa Kohod, tapi yang bekerja itu orang Ketapang," ujarnya. 

  

Namun, pemasangan pagar laut ini bukan tanpa kontroversi. Nelayan setempat, seperti Jayadi (nama samaran) mengaku mendapatkan intimidasi saat ingin protes terhadap proyek tersebut.  

 

Warga yang merasa terganggu dengan adanya pagar laut itu sempat bersama-sama mengajukan protes, namun mereka didatangi oleh seseorang yang dianggap penting di desa mereka yang biasa dipanggil Jaro.  

  

"Jangan macam-macam, mau dilaporin polisi? Ini proyek besar," kata Jayadi yang menirukan ucapan Jaro. 

 

Merasa terancam, Jayadi akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan protes dan hanya diam.  

  

"Ya sudah diam saja, kalau rakyat kecil mah gimana kalau sudah urusan sama polisi mah," kata Jayadi, mengungkapkan rasa takutnya atas ancaman tersebut. (Vir) 

Komentar: