Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Dipuji Prabowo Kesatria, Ini Pernyataan Lengkap Gus Miftah Putuskan Mundur sebagai Utusan Khusus Presiden

Tim Redaksi
Sabtu, 07 Desember 2024 | 13:36 WIB
Miftah Maulana alias Gus Miftah mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden.
Miftah Maulana alias Gus Miftah mengundurkan diri sebagai Utusan Khusus Presiden.

IDISNEWS.COM - Pendakwah Miftah Maulana alias Gus Miftah akhirnya mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di tengah polemik menghina pedagang es teh.

 

Dirinya menjabat selama dua bulan sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa (22/10/2024).

 

Dia melakukan konferensi pers yang digelar di Pondok Pesantren Ora Aji, yang ia asuh di Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (6/12/2024) siang.

 

Keputusan ini muncul di tengah ramainya polemik di media sosial terkait dirinya. Situs Change.org Petisi “Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden” telah memperoleh dukungan 254 ribu pada Jumat pukul 10.34 WIB.

 

Berikut pernyataan lengkap Miftah Maulana setelah menyatakan mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan:

 

“Bapak Presiden RI, Bapak Wapres dan rakyat Indonesia yang saya cintai dan hormati.

Izinkan saya mengawali ini dengan mengutip Ayat 26, dalam Surat Al-Imron:

“Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan.Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu,”.

 

Hari ini, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, dengan penuh kesadaran, saya ingin sampaikan, sebuah keputusan, yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam, setelah berdoa, bermuhasabah, dan istikhoroh.

 

Saya memutuskan, untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden RI bidang Kerukunan Agama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

 

Keputusan ini saya ambil bukan karena ditekan oleh siapapun, bukan karena permintaan siapapun, tetapi keputusan ini saya ambil karena rasa cinta, hormat dan tanggung jawab saya, kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, serta seluruh masyarakat Indonesia.

Sekali lagi saya ulangi.

 

Keputusan ini saya ambil, bukan karena ditekan oleh siapapun, bukan karena permintaan siapapun, tetapi semata-mata, keputusan ini saya ambil karena rasa cinta, hormat dan tanggung jawab saya, kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto, serta seluruh masyarakat Indonesia

Keputusan ini bukanlah sebuah akhir atau langkah mundur.

 

Melainkan langkah awal untuk terus berkontribusi pada bangsa dan negara dengan cara lebih luas dan beragam. Seorang berjiwa besar pernah berkata, kalau jabatan itu adalah titipan sementara, itu adalah salah satu sarana untuk berbuat kebaikan.

 

Oleh karena itu, sebagai seorang pendakwah dan pelayan umat, saya merasa bahwa pengabdian pada bangsa dan negara Indonesia tidak terbatas saat menjabat dan memiliki kedudukan semata tapi mencakup seluruh ruang dimana saya bisa memberikan manfaat.

Kepada bapak presiden, saya mengucapkan terimakasih, yang setulus-tulusnya, atas amanah dan kepercayaan, yang telah diberikan pada saya.

 

Saya seorang anak yang berlatarbelakang dari jalanan, bergaul dengan dunia premanisme dan klub malam dan telah diangkat derajat tinggi oleh Presiden adalah anugerah yang luar biasa melalui perantara Presiden Prabowo.

 

Saya mohon maaf pada bapak, belum bisa menjadi sesuai yang bapak harapkan dari saya. Sekali lagi, saya mengucapkan terimakasih pada bapak presiden karena saya belajar jadi ksatria.

Pada seluruh rakyat saya terimakasih atas dukungan doa dan kepercayaan selama saya menjalankan tugas ini. Sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari khilaf, kekurangan, baik sengaja atau tidak.

 

Saya mohon maaf dari lubuk hati yang paling dalam. Saya yakin kebenaran hanya milik Allah SWT.

 

Saya boleh ada jabatan atau tidak, saya boleh berhenti atau bahkan saya boleh ada atau tiada, tapi Indonesia harus terus maju, jadi bangsa adil, makmur, bermartabat, apapun situasinya bagaimanapun keadaannya untuk terus belajar dan hadir menjadi bagian dari solusi dalam kapasitas sebagai pendakwah.

 

Saya tetap akan membawa pesan persatuan, toleransi, menjadikan keragaman sebagai kekuatan, bukan pemecah belah. Ini jadi energi integrasi nasional yang berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika.

 

Saya berdoa pemerintah di bawah Presiden Prabowo diberi kekuatan, keberkahan dan kebijaksanaan. Semoga langkah beliau dimudahkan dan dirahmati untuk membawa Indonesia menjadi bangsa yang adil, makmur, penuh keberkahan.


Akhir kata, saya berdoa untuk tanah air tercinta dan senantiasa diberikan kekuatan, membawa nama Indonesia harum di mata internasional.” 

 

Dipuji Presiden Prabowo

 

Sebelumnya, Preside Prabowo menyatakan bahwa Miftah menunjukkan sikap bertanggung jawab dan berjiwa ksatria dengan memutuskan mundur dari posisinya sebagai Utusan Khusus Presiden. 

 

"Saya belum melihat langsung, tapi sudah mendapat laporan bahwa beliau telah mengundurkan diri. Menurut saya, itu tindakan yang bertanggung jawab dan mencerminkan sikap ksatria. Beliau sadar telah salah ucap, bertanggung jawab, dan memilih untuk mundur," ujar Prabowo di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

 

Prabowo menilai langkah Miftah ini layak diapresiasi. Ia juga memahami bahwa pernyataan Miftah kemungkinan besar dipengaruhi oleh latar belakangnya yang sering berinteraksi dan berdakwah di kalangan masyarakat bawah. 

 

"Saya mengenal beliau, mungkin karena sering bergaul dan berceramah di kalangan bawah, sehingga bahasa yang digunakan mungkin tanpa niat buruk atau menghina," jelasnya. 

 

"Namun, terlepas dari itu, ucapannya salah. Beliau menyadari kesalahannya, bertanggung jawab, dan mengundurkan diri. Hal ini patut dihargai, mengingat jarang ada orang di Indonesia yang berani mengakui kesalahan, bertanggung jawab, dan mundur dari jabatannya," tambah Prabowo. (Red)

Komentar: