Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

80 Orang Tewas di Timur Laut Kolombia Imbas Gagalnya Perundingan Damai ELN

Tim Redaksi
Senin, 20 Januari 2025 | 12:36 WIB
Tentara Kolombia berjaga-jaga di samping orang-orang yang mengungsi akibat pertempuran antara kelompok-kelompok bersenjata di Tibu, Norte de Santander, Kolombia (Schneyder Mendoza / AFP)
Tentara Kolombia berjaga-jaga di samping orang-orang yang mengungsi akibat pertempuran antara kelompok-kelompok bersenjata di Tibu, Norte de Santander, Kolombia (Schneyder Mendoza / AFP)

IDISNEWS.COM - Lebih dari 80 orang terbunuh hanya dalam waktu tiga hari di timur laut Kolombia menyusul gagalnya upaya perundingan damai dengan pemberontak Tentara Pembebasan Nasional (ELN), kata seorang pejabat.  

 

ELN melancarkan serangan di wilayah timur laut Catatumbo pada hari Kamis lalu terhadap kelompok saingannya yang terdiri dari para mantan anggota kelompok bersenjata FARC yang sudah tidak ada lagi, yang masih tetap bertempur setelah FARC melucuti senjatanya pada tahun 2017. 

 

Warga sipil terjebak di tengah-tengah, dan pada hari Minggu, diperkirakan "lebih dari 80 orang telah kehilangan nyawa mereka," kata Gubernur William Villamizar dari departemen Norte de Santander yang mencakup Catatumbo. 
 
Jumlah korban terakhir pada hari Sabtu diperkirakan mencapai 60 orang, termasuk tujuh mantan pejuang Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), di lima kotamadya di wilayah pegunungan penghasil kokain di dekat perbatasan dengan Venezuela. 

 

Di antara para korban terdapat tokoh masyarakat Carmelo Guerrero dan tujuh orang yang berusaha untuk menandatangani perjanjian perdamaian, demikian laporan yang dikeluarkan oleh lembaga ombudsman pemerintah pada hari Sabtu. 

 

Ribuan orang melarikan diri dari daerah tersebut, dengan beberapa bersembunyi di pegunungan yang rimbun di dekatnya atau mencari bantuan di tempat penampungan pemerintah. 

 

ELN menuduh para mantan pemberontak FARC melakukan beberapa pembunuhan di daerah tersebut, termasuk pembunuhan pasangan suami-istri dan bayi mereka yang baru berusia sembilan bulan pada tanggal 15 Januari lalu.  

 

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, ELN mengatakan bahwa pihaknya telah memperingatkan para mantan anggota FARC bahwa jika mereka "terus menyerang penduduk...tidak ada cara lain selain konfrontasi bersenjata". 

 

Komentar: