Longsor di Pulau Dewata ‘Bali’, Delapan Korban Tewas Berhasil Dievakuasi
IDISNEWS.COM - Bencana longsor yang terjadi di dua lokasi Bali, menelan banyak korban jiwa. Longsor pertama melanda Kabupaten Klungkung dan yang kedua di Kota Denpasar. Jasad para korban berhasil dievakuasi tim SAR gabungan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Selasa, (21/1/2025) mengatakan peristiwa tanah longsor di Kabupaten Klungkung menyebabkan 4 orang meninggal dunia.
“Kemudian, satu orang dalam pencarian dan 4 lainnya harus mendapatkan perawatan intensif karena mengalami luka,” katanya.
Peristiwa nahas itu terjadi di Desa Pikat, Kecamatan Dawan pada Minggu (19/1) pukul 18.00 WITA, di mana sebuah pondok tertimpa bebatuan besar hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Klungkung, Basarnas, TNI, Polri, PMI dan warga setempat berupaya mencari korban yang masih dinyatakan hilang sesaat setelah kejadian.
Pencarian itu kemudian dihentikan karena faktor cuaca ditambah medan yang cukup curam dan dikhawatirkan terjadi longsor susulan. Dari hasil pencarian dan pertolongan tersebut, maka jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi empat orang.
Peristiwa tanah longsor berikutnya terjadi di Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar pada hari Senin (20/1) pukul 07.00 WITA.
“Pada kejadian itu, sebanyak 4 warga meninggal dunia, 1 dinyatakan hilang dan 3 lainnya luka-luka,” imbuhnya.
Berdasarkan laporan visual, material tanah longsor dari atas tebing menimbun rumah yang ditinggali para korban. Dari hasil kaji cepat, sebanyak lima rumah rusak terdampak.
Tim gabungan dari BPBD Kota Denpasar bersama Basarnas, Tagana, TNI, Polri, PMI, relawan dan masyarakat berupaya melakukan operasi pencarian dan pertolongan. Para korban luka segera dilarikan ke Rumah Sakit Surya Usadha.
BNPB mengimbau masyarakat mewaspadai hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dan disertai petir yang masih berpotensi melanda sebagian besar wilayah Provinsi Bali. Kondisi cuaca itu dapat memicu tanah longsor ataupun bencana hidrometeorologi lain seperti banjir bandang.
Panduan yang diberikan BNPB, antara lain apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari dua jam maka warga yang tinggal di lereng tebing maupun bantaran sungai diharapkan segera mengungsi ke lokasi yang lebih aman demi mencegah potensi risiko bencana.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah juga diharapkan dapat mengawasi aliran sungai dan saluran irigasi maupun drainase secara berkala.
Jika terdapat penyumbatan aliran sungai maupun saluran air sesegera mungkin agar dibersihkan demi mencegah terjadinya banjir.
Ia menambahkan pengawasan terhadap tanggul dan tebing juga diharapkan dapat dilakukan secara intensif. Dalam hal ini jika terdapat retakan dan rekahan tanggul maupun tebing segera diambil tindakan mitigasi sehingga keselamatan warga lebih terjamin. (Vir)
Pendidikan 5 hari yang lalu
Peristiwa | 6 hari yang lalu
Hukum | 6 hari yang lalu
Ekbis | 4 hari yang lalu
Kesehatan | 5 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Peristiwa | 6 hari yang lalu
Megapolitan | 3 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu
Nasional | 6 hari yang lalu