Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Viral, Benarkah 3 Siswa TK Darul Fiqri Rembang Dikeluarkan karena Orangtuanya Tak Mau Pilih Paslon 02?

Tim Redaksi
Senin, 25 November 2024 | 16:21 WIB
Tiga orang wali murid TK Darul Fiqri di Dukuh Cikalan, Rembang. Foto: Net
Tiga orang wali murid TK Darul Fiqri di Dukuh Cikalan, Rembang. Foto: Net

IDISNEWS.COM - Belakangan ini viral video di media sosial dengan narasi 3 orang siswa TK Darul Fiqri di Rembang, Jawa Tengah dikeluarkan karena orangtuanya tidak mau pilih pasangan Calon Bupati-cawabup nomor urut 2 di Pilkada 2024 ini.  

 

Tiga murid TK Darul Fiqri di Dukuh Cikalan tersebut dikeluarkan dari sekolah lantaran wali muridnya beda pilihan politik dengan pemilik sekolah di Pilkada 2024. Adapun tiga murid tersebut yakni Icha, Bian dan Chaca. 

 

Benarkah tiga siswa TK tersebut dikeluarkan? 

 

Kasus viral ini menjadi atensi Pemerintah Desa Pamotan, Rembang, Jawa Tengah. Pihak Pemdes sudah memanggil pihak yayasan pemilik TK Darul Fiqri terkait dikeluarkannya tiga siswa karena orangtua beda pilihan di Pilkada Rembang, pada Sabtu (23/11/2024).

 

Kepala Desa Pamotan, A Masykur Ruhani atau yang akrab disapa Aang seperti dikutip dari TribunNews.com mengatakan, dalam klarifikasi tersebut terungkap, Yayasan Darul Fiqri yang menaungi TK tersebut merupakan milik anak calon bupati yang berkompetisi di Pilbup Rembang. 

 

Menurut Aang, kejadian berawal saat pengurus yayasan pemilik TK Darul Fiqri meminta tolong kepada orangtua murid agar mencoblos paslon Bupati dan Wakil Bupati Rembang nomor 2 Harno-Hanies. 

 

Alasan pihak yayasan, TK tersebut dikelola yayasan yang merupakan milik Harmusa Oktaviani, anak calon bupati Rembang, Harno. Harmusa juga merupakan anggota DPR RI. 

 

"Biar tidak simpang siur, sebetulnya, dari yayasan, waktu silaturahmi ke wali murid itu dari pihak guru dan yayasan minta tolong karena punya gawe. Pak Harno kan nyalon," tutur Aang. 

 

Namun, karena ketiga orangtua murid tersebut tidak bisa membantu, mereka memilih mengundurkan diri dari sekolah dengan alasan beda pilihan politik. 

 

"(Saya konfirmasi) apa benar itu dikeluarkan, terus dia (yayasan) menjelaskan, minta tolong karena bapak nyalon minta tolong dibantu, bahasanya gitu, minta tolong," kata Aang sembari menirukan pihak yayasan. 

 

"Sekolahnya Harmusa, anaknya (Harno) yang di DPR RI, yang punya yayasan." 

 

"Tidak ada, apalagi mas Harno sampai mengeluarkan. Ya enggak lah, ngopeni pilihan ini sudah pusing. Fokus ke pilihan," sambungnya. 

 

Dia mengatakan, orang tua dua siswa yang keluar dari TK tersebut diketahui bergabung dalam partai pengusung dari kubu Paslon 1 atau lawan politik Harno. 

 

"Awalnya satu orang dan paginya tiga wali murid itu keluar. Yang keluar itu, dari partai pengusung sebelah, ini dikapitalisasi terus dimasukin ke medsos akhirnya digoreng semacam ini," tuturnya. 

 

Aang mengakui, belum melakukan mediasi dengan tiga wali murid yang bersangkutan. Rencananya mediasi akan dilakukan pada Senin (25/11/2024). 

 

"Mereka bertiga warga Desa Sidorejo, mereka tetangga desa. Kami sudah identifikasi itu dari partai pengusung rivalnya pak Harno, mediasi antar desa saja," katanya. 

 

"Saya sudah komunikasi dengan kepala desanya, itu ternyata keluar sendiri," ujarnya. 

 

Pilkada Rembang Diikuti Dua Paslon  

 

Pilkada Rembang sendiri diikuti dua pasangan calon bupati dan wakil bupati, yaitu pasangan nomor urut 1, Vivit Dinarini Atnasari dan Zaimul Umam Nursalim (Gus Umam) dan paslon nomor urut 2 Harno-Gus Hanies. 
  
Vivit-Gus Umam diusung oleh 10 partai politik: Nasdem, PPP, PDI-P, PKB, Partai Umat, Garuda, PKN, Perindo, Partai Buruh serta PKS. 

Vivit adalah anak dari Atna Tukiman, Ketua Dewan Pembina DPD Nasdem Rembang.  

 

Sedangkan Gus Umam merupakan Ketua DPC PPP Rembang, adik dari ulama kondang Kiai Haji Bahauddin Nursalim atau Gus Baha 

Harno-Gus Hanies didukung tujuh partai yaitu Gerindra, Golkar, Hanura, Demokrat, PAN, dan dua partai nonparlemen yaitu Gelora dan PSI. (Red)

Komentar: