Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Empat Pejabat DJKA Kemenhub Terseret Kasus Suap Proyek KA

Tim Redaksi
Kamis, 28 November 2024 | 22:50 WIB
KPK menetapkan Empat Pejabat DJKA Kemenhub tersangka kasus dugaan suap Proyek KA.
KPK menetapkan Empat Pejabat DJKA Kemenhub tersangka kasus dugaan suap Proyek KA.

IDISNEWS.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji yang berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa di Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Semarang, di bawah Direktorat Prasarana, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.

 

Keempat tersangka tersebut adalah Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pemilihan Penyedia Barang/Jasa, Budi Prasetyo; Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Dheky Martin; Ketua Pokja Pengadaan untuk proyek Peningkatan Jalur Kereta Api Lampegan-Cianjur (MYC), Hardho; serta Ketua Pokja Pengadaan untuk pekerjaan Perbaikan Perlintasan Sebidang di wilayah Jawa dan Sumatera Tahun Anggaran 2022, Edi Purnomo.

 

Menurut Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, perkara ini merupakan hasil pengembangan dari kasus suap sebelumnya, di mana Dion Renato Sugiarto, seorang pihak swasta, memberikan suap kepada Bernard Hasibuan selaku PPK di BTP Semarang bersama Kepala BTP Kelas 1 Semarang, Putu Sumarjaya.

 

"Perkara ini merupakan pengembangan perkara dari perkara pemberian suap oleh Dion Renato Sugiarto, kepada Pejabat Pembuat Komitmen di lingkungan BTP Semarang yaitu saudara Bernard Hasibuan selaku PPK bersama-sama saudara Putu Sumarjaya, selaku Kepala BTP Kelas 1 Semarang," jelas Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, dalam sebuah konferensi pers di Gedung Merah Putih, Kamis (28/11/2024).

 

Dalam prosesnya, para tersangka diduga berperan membantu Dion memenangkan proyek pembangunan jalur kereta api. Sebagai imbalan, mereka menerima sejumlah uang dengan nilai yang bervariasi. 

 

Budi Prasetyo disebut menerima Rp100 juta, Edi Purnomo menerima Rp140 juta dan Rp285 juta, sementara Hardho menerima Rp321 juta, ditambah penerimaan lainnya senilai sekitar Rp670 juta.

 

Tiga dari empat tersangka, yakni Hardho, Edi Purnomo, dan Budi Prasetyo, langsung ditahan oleh KPK. Mereka akan menjalani penahanan selama 20 hari pertama, mulai 28 November hingga 17 Desember 2024, di Rumah Tahanan Negara Cabang Rutan dari Rutan Klas I Jakarta Timur.

 

"Bahwa Tersangka H, Tersangka EP, Tersangka BP akan ditahan selama 20 hari pertama terhitung sejak tanggal 28 November 2024 sampai dengan 17 Desember 2024 di Rumah Tahanan Negara Cabang Rutan dari Rutan Klas I Jakarta Timur," tutur Asep.

 

Namun, tersangka Dheky Martin belum ditahan karena alasan kesehatan.

 

Keempat tersangka dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau b, Pasal 11, dan Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. KPK memastikan akan terus mendalami kasus ini untuk mengungkap lebih jauh pihak-pihak yang terlibat. (Red) 

Komentar: