Apa Itu Kurikulum Cinta yang Mulai Disusun Kemenag? Ini Penjelasan Menag Nasaruddin
IDISNEWS.COM - Kementerian Agama kini tengah menyusun Kurikulum Cinta yang nantinya akan diterapkan sekolah-sekolah. kurikulum ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai cinta kasih dan toleransi sejak dini.
Lantas apa itu Kurikulum Cinta?
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebutkan bahwa Kurikulum Cinta mengajarkan cinta kepada sesama warga negara meskipun berbeda agama.
Menag juga mengungkapkan bahwa kurikulum ini akan mengikis potensi terjadinya relasi kuasa dalam masyarakat.
“Jadi saya lagi menyusun Kurikulum Cinta. Apa yang dimaksud kurikulum cinta?,” ucap Menang Nasaruddin Umar, beberapa waktu lalu.
“Begini, setiap kali, misalnya guru agama Islam mengajarkan agama Islam yang paling benar, maka yang lainnya sesat. Jadi seolah-olah
penanaman kebencian terhadap orang beragama lain. Jadi nanti kalau ada khutbah di situ, “matiin TV-nya, matiin radio-nya”, ya kan?”, ungkap Menag Nasaruddin.
“Dan agama katolik, protestan, dan Hindu-Buddha juga sama. Eh ada azan, matiin tuh”. Jadi ada teologi kebencian dengan agama lain. Bayangkan kalau anak-anak kecil kita semuanya ditumbuhi pemahaman agama yang sama, penanaman kebencian satu sama lain. Bagaimana nasib Indonesia yang bhineka ini?,” tambah sosok yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Menurut Menteri Agama, kurikulum ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai cinta kasih dan toleransi sejak dini.
“Jadi itulah yang saya maksudkan Kurikulum cinta. Bagaimana mengajarkan agama, tapi tidak mengajarkan kebencian kepada orang beragama lain. Tapi juga jangan sampai menyamakan semua agama, itu juga sama-salahnya. Tetap lah, agama mereka, agama mereka, agama kita, agama kita,” jelas Menag.
Dikatakan Menag, Kurikulum Cinta mengajarkan cinta kepada sesama warga negara meskipun berbeda agama. Tapi jangan sampai perbedaan dan kebencian ini ditanamkan sejak dini.
“Akhirnya alam bawah sadar kita itu sampai tua pun juga ada potensi konflik yang dahsyat. Boleh kan kita berbeda agama tapi tetap kita saling mencintai sesama warga negara,” ucapnya.
“Nah inilah yang kita akan perkenalkan dengan istilah kurikulum cinta. Bukan kurikulum perbedaan atau konflik,” tandasnya. (Vir)
Pendidikan 6 hari yang lalu
Peristiwa | 1 minggu yang lalu
Ekbis | 4 hari yang lalu
Hukum | 1 minggu yang lalu
Kesehatan | 5 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Peristiwa | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Megapolitan | 4 hari yang lalu
Peristiwa | 1 minggu yang lalu