Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Dukung Program Perumahan Prabowo, Gugun Gumilar: Rumah adalah Pilar Tumbuh Kembangnya Keluarga

Tim Redaksi
Senin, 30 September 2024 | 09:28 WIB
Direktur IDE Indonesia Gugun Gumilar
Direktur IDE Indonesia Gugun Gumilar

IDISNEWS.COM - Presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki program besar terkait dengan hunian rakyat. Seperti disampaikan Ketua Satgasus Perumahan Hashim bahwa tiap tahun akan dibangun 2 juta unit rumah di pedesaan, sedangkan di perkotaan akan dibangun 1 juta unit apartemen setiap tahun. 

Ide besar Prabowo Subianto soal hunian rakyat ini mendapat respons positif dari IDE Indonesia. 

Direktur IDE Indonesia Gugun Gumilar mengatakan, program perumahan untuk rakyat ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Sebab sandang, pangan, dan papan (pakaian, makanan, dan tempat tinggal) merupakan kebutuhan pokok masyarakat. 

"Pemenuhannya menjadi hal mutlak untuk dilakukan," kata Gugun kepada media, Senin (30/9). 

"Kebutuhan akan tempat tinggal ini sangat mendesak, karena rumah adalah pilar tumbuh kembangnya keluarga, baik dari aspek kesejahteraan, kesehatan dan aspek sosial”, ucap Gugun 

Gugun menambakan program pembangunan jutaan perumahan merupakan gerakan percepatan dan kolaborasi antara pemerintah dengan para pelaku pembangunan perumahan dalam menyediakan hunian yang layak bagi masyarakat. 

“Saya mendukung penuh program perumahan di era Prabowo ini agar masyarakat Indonesia bisa menempati hunian yang layak huni dan akan merasakan hasil pembangunan bidang infrastruktur dan perumahan yang dilaksanakan oleh Prabowo”, tegas Gugun 

Sementara itu sebelumnya Hashim menyebut Prabowo ingin menjalankan program perumahan dengan sangat serius. Sebab, kata dia, ada sekitar 11 juta keluarga yang saat ini menunggu rumah layak huni. 

"Menurut pemerintah, saat ini ada hampir 11 juta keluarga menunggu rumah layak huni, hampir 11 atau 10,7 juta itu menunggu antrean. (Sementara) yang dilaksanakan sejak 10 tahun lalu hanya 200 ribu unit," ucap Hashim. (Red)

Komentar: