Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Nasional

Megapolitan

Peristiwa

Olahraga

Daerah

Galeri

Opini

Dunia

Keamanan

Pendidikan

Kesehatan

Gaya Hidup

Otomotif

Indeks

Hadiri Lebaran Betawi, Pramono Anung Soroti Pentingnya Pengakuan Budaya Betawi

Tim Redaksi
Sabtu, 26 April 2025 | 23:17 WIB
Pramono Anung menghadiri acara Lebaran Betawi di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Sumber Foto: BJ
Pramono Anung menghadiri acara Lebaran Betawi di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Sumber Foto: BJ

IDISNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menghadiri acara Lebaran Betawi di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat

 

Dalam sambutannya, Pramono menekankan pentingnya perayaan Lebaran Betawi yang semarak tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga di tingkat kota dan kabupaten, termasuk di Kepulauan Seribu. Dengan demikian, budaya Betawi tetap terjaga di masyarakat. 

 

Pramono mengatakan, acara ini merupakan bentuk kehormatan terhadap budaya Betawi. 

 

"Saya ingin Lebaran Betawi tidak hanya diadakan di Monas pada tingkat provinsi. Tetapi harus diadakan di kota-kota dan Kabupaten Kepulauan Seribu. Di Kota dan Kabupaten Kepulauan Seribu dilakukan dengan semarak yang memberi hantaran atau serah-serahan dari camat masing-masing," kata Pramono sebagaimana dikutip dari laman berita Jakarta pada Sabtu (26/4). 

 

Pramono juga menyoroti pentingnya pengakuan budaya Betawi sebagai budaya utama Jakarta, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta. 

 

Ia mengatakan, penguatan terhadap warisan budaya Betawi harus terus diupayakan, salah satunya dengan mengenalkan sosok para pahlawan Betawi yang telah berjasa bagi masyarakat Jakarta, seperti Mohammad Husni Thamrin.

 

Karena itu, Pramono ingin menempatkan patung M.H Thamrin tepat di Jalan M.H Thamrin dan menjadikannya sebagai simbol Kota Jakarta. Menurutnya, upaya ini menjadi salah satu bentuk penghormatan kepada tokoh utama Betawi.

 

"Saya minta izin keluarga Mbak Dini dan keluarga M.H Thamrin, nanti dalam waktu dekat akan kami bangun, bukan dipindahkan. Akan kami bangun patung M.H Thamrin yang representatif. Dan saya tahu bahwa M.H Thamrin ini adalah pemikir orang Betawi," ujarnya.

 

Selain itu, Pramono mengusulkan pemberian penghargaan Benyamin Sueb Award baik kepada kecamatan dan lurah yang berprestasi dan berkontribusi positif bagi lingkungan mereka.

 

"Ini bagian kita memberikan penghargaan kepada tokoh-tokoh utama Betawi," kata dia.

 

Dalam kesempatan ini, Pramono juga menyinggung soal Perda mengenai Masyarakat Adat Betawi. Ia meminta agar aturan tersebut bisa segera diselesaikan. 

 

"Ketika saya mendapatkan laporan bahwa sampai hari ini progresnya belum seperti yang diharapkan. Saya bilang, 'gimana ini? Wakil Gubernurnya, Betawi.

 

Sekdanya, Betawi. Ketua DPRD-nya, Betawi. Udahlah, kalau memang ini tidak segera diselesaikan, saya akan ambil alih sendiri, dan saya akan selesaikan," ucapnya.

 

Lebih lanjut, Pramono juga menyampaikan targetnya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global. Karena itu, ia menekankan perlunya perbaikan dan peningkatan kualitas kota sehingga Jakarta bisa masuk dalam daftar 50 kota besar dunia.

 

Selain itu, ia juga ingin menggabungkan tiga taman di sekitar gedung ASEAN yakni Taman Langsat, Ayodya, dan Leuser menjadi ruang publik yang representatif. Sehingga meskipun nantinya tidak lagi menjadi ibu kota negara, namun Jakarta masih memiliki identitas yakni sebagai ibu kota ASEAN. 

 

"Jakarta, kalau tidak sebagai ibu kota negara Republik Indonesia, Jakarta harus punya simbol. Jakarta harus punya identitas. Identitas yang tidak bisa berubah, kecuali nanti suatu hari diubah, adalah Jakarta sebagai ibu kota ASEAN. Karena gedung ASEAN ada di Jakarta," ucapnya. 

 

Sementara itu, Ketua Majelis Kaum Betawi (MKB) sekaligus Sekda DKI Jakarta, Marullah Matali menyampaikan penyelenggaraan Lebaran Betawi di tingkat provinsi kali ini merupakan yang ke-14 kalinya. Menurutnya, perayaan ini memiliki makna strategis di tengah dinamika perubahan Jakarta menuju kota global.

 

"Jadi Jakarta ketika meninggalkan predikatnya sebagai ibu kota, Jakarta akan meningkat menjadi kota global. Kita berharap kita bisa mengisinya dengan baik," kata Marullah.

 

Ia berharap acara Lebaran Betawi ini menjadi momentum yang tepat dalam memajukan budaya Betawi. Apalagi hal ini menjadi amanat dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 terutama Pasal 31 terkait prioritas pemajuan budaya Betawi.

 

Marullah menjelaskan, Lebaran Betawi merupakan forum silaturahmi akbar antar masyarakat Betawi dan ajang untuk mengungkapkan rasa syukur setelah sebulan penuh berpuasa. Karena itu, ia berharap kreativitas dan budaya di Jakarta dapat semakin berkembang seiring menyongsong lima abad Jakarta pada 2027.

 

"Karena itu, Lebaran Betawi tahun depan dan tahun berikutnya akan memiliki nilai yang sangat strategis bagi kita semua," ucapnya. 

 

Acara Lebaran Betawi yang diselenggarakan di Monas dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, termasuk pertunjukan seni budaya Betawi dan sajian makanan khas Betawi bagi masyarakat yang hadir. (Red)

 

Komentar: